Kamis, 18 Oktober 2012

Dengan kejujuran ,membawa rejeki untuk wirausaha.

,

Para pecinta pendidikan,
Beberapa hari ini di sebuah kampung kecil di Surabaya terjadi sebuah kejadian yang tragis dan menunjukkan kebobrokan dunia pendidikan serta karakter masyarakat kita. Nyonya Siami, seorang ibu yang ingin mengajarkan kejujuran pada anaknya justru mendapatkan kesengsaraan dan diusir bersama keluarganya oleh warga desa tempat tinggalnya.
Cerita bermula saat AL, anak Ny. Siami yang tergolong cerdas dan bersekolah di SDN Gadel 2 Tandes, Surabaya, diminta oleh gurunya untuk ikut berbuat curang dan memberi contekan pada teman-temannya saat Ujian Nasional. Setelah mengetahui hal ini dari anaknya, Ny. Siami melakukan tindakan yang benar dengan melaporkan kepada Kepala Sekolah, namun tidak mendapat respon yang cukup. Ny. Siami lalu melaporkan kepada Komite Sekolah lalu kepada Diknas, juga dengan respon yang kurang memuaskan. Akhirnya sampailah berita ini di media dan ter-blow up. Pemkot Surabaya pun mengambil tindakan menelusuri kasus tersebut. Hasilnya, Kepala Sekolah dan dua guru di sekolah itu dicopot. Yang terjadi kemudian benar-benar menyesakkan dada.
Para wali murid yang lain marah dan menganggap keluarga Ny. Siami ingin sok jadi pahlawan dan membesar-besarkan masalah. Mereka mendatangi, mendemo dan mengintimidasi keluarga Ny. Siami beberapa kali dan menuntut permintaan maaf terbuka. Keluarga Ny. Siami menurutinya dengan mengadakan pertemuan di balai RW untuk meminta maaf [aneh, padahal mereka tidak salah]. Setelah permintaan ini dipenuhi pun warga malah menolak permintaan maaf, mencaci maki, dan berteriak2 mengusir keluarga Ny. Siami dari kampung. Demi keamanan, saat ini keluarga Ny. Siami terpaksa mengosongkan rumahnya dan mengungsi ke rumah saudaranya di kota lain.
Berita lengkap bisa dilihat di laman-laman berikut :
> Ny. Siami, Si Jujur yang Malah Ajur | http://bit.ly/l3Is4t> Orang Tua AL Minta Maaf, Diteriaki Wali Murid “Tak Punya Hati Nurani” | http://bit.ly/iJvGCj> Mediasi Ricuh, Warga dan Wali Murid Usir Ny. Siami | http://bit.ly/iD6jMF
> Keluarga Ny. Siami Dievakuasi Layaknya Penjahat | http://bit.ly/illiYL
> Diusir, Ny. Siami Akhirnya Kosongkan Rumah | http://bit.ly/jvQX2O
Apakah sudah sedemikian parahnya pendidikan dan karakter masyarakat kita? Sungguh ngeri saat kita dihadapkan pada kenyataan seperti yang ditweetkan oleh pak Goenawan Mohamad, “Yg bisa sewenang-wenang bukan hanya penguasa. Yg takut kejujuran bukan hanya politisi. Orang2 spt kita juga.” Beberapa pakar pendidikan pun menyatakan kondisi sebenarnya jauh lebih buruk. Karena kasus ini hanyalah pucuk dari gunung es yang terpendam. Apakah lalu kita akan membiarkan kejadian semacam ini dan menganggapnya normal? Apakah kita akan berkata, “Halaaah, itu kan sudah biasa, di mana-mana juga curang kok UN. Sudah lah, kita urus yang lain saja banyak yang lebih penting?” Apa yang akan kita didikkan pada anak-anak kita?
Bincang Edukasi mengundang rekan-rekan pecinta dan pemeduli pendidikan untuk membuat tulisan [blog post, Facebook note, email] mengenai pandangan rekan-rekan. Tulisan yang dibuat bisa spesifik mengenai kasus Ny. Siami ini, namun kita semua berharap kasus ini tidak akan berlama-lama. Momentum ini bisa juga kita manfaatkan untuk membuat tulisan tentang bobroknya sistem Ujian Nasional yang menciptakan kondisi ini, atau tentang budaya instan dan ketidakjujuran dalam pendidikan kita. Suarakan keprihatinan kita terhadap terajarkannya ketidakjujuran secara sistematis dalam dunia pendidikan anak-anak kita.
  1. Blog post dan Facebook note harap ditulis dengan diawali hashtag #indonesiajujur sebelum judul postingnya. Tidak harus panjang, bisa 2-3 paragraf singkat. Bisa juga berupa format “surat terbuka” untuk pihak2 yg terlibat seperti keluarga ibu Siami, atau kepada sebagian warga SDN Gadel 2, atau kepada pengelola sekolah SDN Gadel 2, dll. Yang penting pesan dan kepedulian kita tersampaikan. Contohnya seperti tulisan Bukik berikut: #indonesiajujur Jujur Itu Mujur.
  2. Kirimkan link blog post atau Facebook note kepada kami melalui email info@bincangedukasi.com untuk kami masukkan ke dalam daftar di bawah agar semua bisa melihat. Jangan lupa untuk Facebook note diatur terlebih dahulu agar bisa diakses oleh publik, bukan cuma oleh “friends” atau “friends of friends”.
  3. Bagi rekan-rekan yang ingin menulis namun tidak memiliki blog atau Facebook, silahkan kirimkan tulisan Anda ke email info@bincangedukasi.com beserta nama lengkap dan boleh juga dengan foto diri untuk kami posting di halaman Bincang Edukasi.
  4. Selain untuk pembelajaran kita semua, kumpulan tulisan dan posting nantinya akan kami sampaikan langsung kepada keluarga Ibu Siami, termasuk putranya AL, untuk memberi dukungan kepada mereka. Sebisanya, akan kami sampaikan kumpulan tulisan dan posting ini kepada pimpinan warga di daerah yang mengusir keluarga Ibu Siami, juga kepada SDN Gadel 2 Tandes, Diknas Kota Surabaya, dan juga Pemkot Kota Surabaya.
Kita tunjukkan bahwa bila sebagian warga berusaha mengusir satu keluarga yang memperjuangkan kejujuran dari kampungnya, maka satu negara tidak akan merelakan hal itu terjadi. Kita suarakan bahwa kita sudah muak dengan kebobrokan sistem pendidikan yang memberi reward dan punishment hanya pada hasil akhir dan bukan pada proses dan pengalaman belajar. Kita tunjukkan bahwa sistem seperti itu telah mendorong dan mendidikkan cara-cara instan yang penuh ketidakjujuran pada peserta dan pelaku pendidikan. Kita teriakkan bahwa kita tidak rela anak-anak pemegang masa depan Indonesia ditumbuhkan dengan karakter penuh cacat.
Karena kejujuran seharusnya tidak membawa kesengsaraan, namun kejujuran seharusnya membawa ketenangan dan kebahagiaan. Demi pendidikan Indonesia.
Salam,
Bincang Edukasi

Update:
> Dalam berita di salah satu stasiun televisi, Walikota Surabaya Tri Risma menyatakan, “Di dalam hasil (ujian)nya, tidak bisa dibuktikan ada contekan tersistematis.” Penjelasan dari kami: Keterangan ini adalah dasar pengambilan keputusan tidak dilakukannya ujian ulang di SDN Gadel 2. Disinyalir saat ujian berlangsung, AL tidak selalu memberikan jawaban yang benar dan teman-temannya pun tidak selalu menaruh jawaban yang sama dengan contekan. Sedangkan apakah ada usaha contekan tersistematis? Tim Pemkot Surabaya dan tim independen yang melakukan pemeriksaan telah memutuskan sanksi pencopotan dan penurunan jabatan kepada kepala sekolah dan dua orang guru SDN Gadel 2. | http://bit.ly/lTdjpl
> Beberapa warga Gadel mulai melakukan otokritik, menenangkan dan mengedukasi warga, serta berusaha merehabilitasi reputasi kampungnya | http://bit.ly/j2GDit | http://bit.ly/m0UKWM | Langkah awal yang perlu didukung, sebelum diusahakan menuju rekonsiliasi dengan keluarga Ibu Siami. Walaupun mereka melakukan tindakan yang tidak tepat saat membiarkan emosi menguasai mereka dan mengusir keluarga Ibu Siami, akar segala permasalahan ini sebenarnya adalah sistem pendidikan yang mendorong orientasi [dan ketakutan] hanya pada hasil dan bukan pada proses dan pengalaman belajar. Gerakan #indonesiajujur selayaknya dijadikan momentum mendorong dan membantu reformasi pendidikan kita. Yuk! Demi pendidikan Indonesia.
> Beberapa teman menanyakan dan mengusulkan tentang pengumpulan dana oleh #indonesiajujur. Berikut keterangan kami: Kami berkoordinasi dengan teman-teman di lapangan dan juga Bapak-bapak dari Dewan Pendidikan Jatim yang menjadi tim mediasi kasus Ny. Siami. Informasi yang kami dapat sampai saat ini adalah belum diperlukan bantuan finansial yang mendesak untuk keluarga Ny. Siami. Gerakan #indonesiajujur juga tidak menginisiasi pengumpulan dana untuk penyediaan rumah pengganti / rumah aman untuk keluarga Ny. Siami. Tanpa bermaksud mengecilkan niat dan usaha baik inisiatif lain yang mengusahakan hal tersebut, kami percaya bahwa solusi terbaik adalah rekonsiliasi antara warga kampung Gadel dan Keluarga Ny. Siami sehingga Ny. Siami bisa kembali ke rumahnya sendiri yang memang haknya untuk ditempati. Inisiatif #indonesiajujur juga tidak akan berhenti pada kasus Ny. Siami yang kami harapkan cepat selesai. Kami berusaha mendorong pencarian dan pengungkapan “positive deviant” atau “penyimpangan positif” seperti Ny. Siami ini di daerah-daerah lain di Indonesia. Karena kejujuran haruslah dibela dan dihargai.
> Salah satu berita menarik lain tentang beratnya perjuangan kejujuran dalam sistem pendidikan kita yang mengutamakan hasil akhir dan bukannya proses dan pengalaman belajar. Nunung, siswa SMA Muhammadiyah 1 Kali Rejo, Lampung Tengah, adalah siswa yang tergolong cerdas dan rutin menjadi juara kelas, namun ia tidak lulus Ujian Nasional selama tiga kali berturut-turut karena nilai Matematika-nya kurang [tidak pintar Matematika bukan berarti tidak cerdas ya] DAN karena ia selalu MENOLAK menggunakan kunci jawaban yang dibagi-bagikan oleh gurunya. >> http://bit.ly/hC6O5u
Keterangan:
> hashtag #indonesiajujur diciptakan oleh Resa Handayani
> Foto oleh Faiq Nuraini diambil dari laman koran Surya > http://bit.ly/mARum0
> Update dan percakapan mengenai #indonesiajujur bisa diikuti via akun Twitter @bincangedukasi

Minggu, 14 Oktober 2012

APA YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGHADAPI KEGAGALAN

,

Calon wirausahawan harus siap gagal. Fahamilah makna kegagalan. Tanpa faham filosofi itu, jangan berpikir mau mengambil jalan menjadi wirausaha. Alasannya, ada yang sukses dalam usahanya, ada yang belum berhasil. Pengusaha mengetahui bahwa ”kegagalan” bukan akhir permainan dan tidak boleh takut mengalaminya. Ia menyadari dengan keberanian, bahwa bisa saja mengatasi sesuatu yang tidak mungkin untuk berhasil.
Menghadapi risiko, adalah gabungan kerja keras, kecerdikan, kehati-hatian, kecermatan membaca peluang dan kesiapan menghadapi kegagalan maupun keberhasilan.  Happy endingsebuah ikhtiar adalah keberhasilan. Ini dicapai, tentu setelah melewati keberhasilan demi keberhasilan kecil, seperti keberhasilan menyingkirkan kesulitan dan bahaya. Proses ini dibangun dari kesungguhan melahirkan segenap potensi diri seorang wirausahawan. Dengan begitu, ia mengubah “kekalahan menjadi kemenangan”, sebuah proses yang kecil peluang pencapaiannya tanpa kesiapan mental menghadapi kegagalan. Kalau Anda termasuk yang tidak siap gagal, lebih baik jangan meniti jalan ini. Bahkan, mengimpikannya saja, jangan!
Setiap kegagalan adalah pelajaran yang mendorong pengusaha untuk mencoba pendekatan baru yang belum pemah dicoba sebelumnya. Bagi pengusaha sejati, “Berani Gagal” berarti “Berani Belajar”. Dengan gagal dan dengan belajar, pengusaha bertumbuh menjadi orang yang lebih baik dan belajar bagaimana menciptakan kekayaan sejati. Walaupun pengusaha kehilangan kekayaan materi yang telah mereka peroleh, mereka tahu bagaimana menciptakan semua kekayaan itu lagi. Pelajarannya tidak pemah hilang. Sebaliknya, mereka yang tidak pemah mengalami perjalanan yang sulit dan menemukan kekayaan dengan mudah, tidak akan tahu bagaimana menciptakan kekayaan ketika mereka kehilangan. Dengan kata lain, mereka yang tidak gagal tak akan tahu kekayaan sejati.
Gemerlap materi, pada komunitas bahkan kehidupan sosial yang serba benda (materialistis), lebih banyak memperoleh penilaian tinggi. Sebaliknya, siapa pun mengalami kegagalan, sudah mendapat stempel sosial sebagai manusia yang kehilangan harga. The looser dunia usaha, sering menjadi figur yang menghadapi titik balik sikap sosial terhadapnya. Dulu, saat masih jaya, ia banyak rekan dan kolega, setelah gagal dalam usahanya, hampir semua rekan dan kolega yang dulu mendukungnya, menebar senyum ramahnya, bahkan mengajak bermitra, hilang sudah! Akibat cara pandang seperti ini, banyak wirausahawan yang traumatik terhadap kegagalan. Ini, “awal kematian” benih-benih kewirausahaan. Semua pihak harus mengubah sikapnya: doronglah masyarakat menjadi pihak yang turut membangun keberanian banyak orang untuk respek terhadap ikhtiar orang meraih keberhasilan dalam bisnis. Gagal atau keberhasilan, bukan menjadi satu-satunya alasan menghargai atau meremehkan wirausahawan. Tentu, sembari tetap mentransfer sikap-sikap arif, bahwa dalam setiap kegagalan selalu ada pelajaran berharga. Seorang bijak berkata,”sukses hanyalah pijakan terakhir dari tangga kegagalan.”


Kita perlu menggalakkan orang untuk berani mengambil resiko. Hal ini membutuhkan pola pikir yang sangat berbeda. Untuk kita, itu berarti mengabaikan peraturan yang telah berlaku baik selama 30 tahun lebih.

Lee Kuan Yew, mantan PM Singapura



YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGHADAPI KEGAGALAN

Ada banyak pembahasan tentang tips menghadapi kesuksesan. Tetapi bagi kami, sama pentingnya, menyiapkan sejumlah hal untuk menghadapi kegagalan! Billy P.S. Lim, motivator kelas dunia yang berbasis di Malaysia, pernah menanyakan kepada peserta trainingnya tentang satu masalah menarik. ”Mengapa orang akan tenggelam apabila jatuh ke dalam air?”
Berbagai jawaban diberikan tetapi yang paling sering ialah ”Dia tak dapat berenang.” Yang hadir heran, karena Lim menyalahkan jawaban itu. Yang hadir mengira, Lim bercanda. Untuk menyakinkan mereka, Lim memberi contoh kejadian orang tenggelam di air sedalam tiga inci. Akhirnya, ia memberitahu jawabannya, yang  akan ia berikan kepada Anda sekarang. Kami kutip pendapat Lim: ”Orang tenggelam karena dia menetap disitu dan tidak menggerakkan dirinya ke tempat lain.”
So? Berapa kali orang jatuh tak jadi soal. Yang penting kemampuannya untuk bangkit kembali setiap kali jatuh.


UKURANNYA , BANGKIT LAGI           
Jangan ukur seseorang dengan menghitung berapa kali dia jatuh, ukurlah ia dengan beberapa kali dia sanggup bangkit kembali. Seseorang yang mampu bangkit kembali setelah jatuh, tidak akan putus asa. Menyedihkan, mendengar bahwa banyak orang seperti mereka, setelah sekali dua kali gagal, memilih untuk menetap di situ dan akhirnya mati sebagai orang yang sebenar-benarnya gagal, tersungkur, dan tidak bangkit lagi.
Apakah kualitas diri kita akan membantu bangkit kembali setelah kita terjatuh? Kualitas diri sendiri adalah sesuatu yang mesti saya sebutkan, karena kalau tidak, makna buku ini tidak sempuma.


”Tidak ada apapun di dunia ini yang bisa menggantikannya. Bakatpun tidak; Banyak sekali orang berbakat yang tidak sukses. Kejeniusanpun tidak; Jenius yang tidak sukses sudah hampir menjadi olok-olokan. Pendidikanpun tidak; dunia ini penuh dengan orang terpelajar. Hanya kemauan dan ketabahan saja yang paling ampuh.”

Ya, ketabahan, yakni kemampuan bangkit kembali untuk kesekian kalinya setelah terjatuh. Dalam benturan antara sungai dan batu, air sungai senantiasa menang  bukan dengan kekuatan tapi dengan ketabahan. Seberapa jauh Anda jatuh tidak menjadi masalah, tetapi yang penting seberapa sering Anda bangkit kembali.
Apabila Anda dapat terus mencoba setelah tiga kegagalan, Anda dapat mempertimbangkan diri untuk menjadi pemimpin dalam pekerjaan Anda sekarang. Jika Anda terus mencoba setelah mengalami belasan kegagalan, ini berarti benih kejeniusan sedang tumbuh dalam diri Anda. Seperti Thomas Alfa Edison, saat ditanya, bagaimana ia bisa bertahan setelah ribuan kali gagal? Penemu bola lampu dan pendiri perusahaan kelas dunia, General Electric ini menjawab,

”Saya tidak gagal, tetapi menemukan 9994 cara yang salah dan hanya satu cara yang berhasil. Saya pasti akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.” 

Sungai Colorado mengalir tabah terus-menerus, melahirkan Grand Canyon. Charles Goodyear yang tekun, membuahkan ban yang memungkinkan kendaraaan melaju kencang. Tabahnya Wright bersaudara membuahkan pesawat terbang. Bethoven, mengisi dunia dengan musik inspiratif, John Milton membuahkan karya puisi indah yang menyejukkan hati, perempuan tuna netra yang tegar Helen Keller, memberikan harapan kepada semua orang cacat, ketabahan Abraham Lincoln membuatnya terpilih menjadi presiden. Dan, tentu, Thomas Alfa Edison, memberi kita cahaya listrik. Kesuksesan tergantung pada kekuatan untuk bertahan. Kurang tabah merupakan salah satu alasan orang gagal dalam bisnis, politik, dan kehidupan pribadi.

Setiap orang sukses menyatakan bahwa kesuksesan hanya berada di luar ketika mereka yakin idenya akan berhasil.”
Dr. Napoleon Hill



MENARIK HIKMAH, JANGAN MENYERAH 

Anda tumbuh menjadi semakin dewasa dan bijaksana. Dulu Anda menanggung kegagalan secara pribadi. Ketika kulit Anda mulai berkerut sejalan dengan perjalanan usia, Anda cenderung belajar dari kesalahan – kesalahan Anda
Cheong Chonng Kong

Secara sederhana, kegagalan adalah situasi tak terduga yang menuntut transformasi dalam sesuatu yang positif. Jangan lupa bahwa Amerika Serikat merupakan hasil dari kegagalan total. Karena Columbus sebenarnya ingin mencari jalan ke Asia.
Eugenio Barba.


Mengantisipasi bencana sejak dini, karakteristik seorang entrepreneur. Jangan biarkan kebanggaan dan sentimen mempengaruhi keputusan-keputusan Anda. Sebuah gagasan gagal, adalah pelajaran ada saat untuk bangkit kembali untuk mengejar target-target Anda berikutnya.


Babe Ruth, pemain baseball terkenal, tidak hanya mencetak 714 home run, namun dia juga pernah luput (strike out) 1330 kali.

Ray Meyer, pelatih bola basket legendaris di DePaul University telah memimpin timnya memenangkan 37 musim, kompetisi. Saat timnya kalah, setelah kemenangannya yang ke-29, dia ditanya bagaimana perasaannya. “Luar biasa!” katanya. “Sekarang kami dapat mengkonsentrasikan diri bagaimana memenangkan permainan daripada memikirkan kekalahan ini.”
Kegagalan, jangan biarkan sebagai sesuatu yang final. Entrepreneur sejati, memandang kegagalan sebagai awal, batu loncatan untuk memperbaharui kinerja bisnis mereka di masa mendatang. Pemimpin tidak menghabiskan waktunya memikirkan kegagalan.
Untuk memicu kesiapan mental Anda, kita belajar dari cerita tentang seorang eksekutif IBM yang memiliki prospek cerah. Ia baru saja melakukan kesalahan transaksi yang merugikan perusahaan jutaan dollar. Thomas J. Watson, pendiri IBM, memanggil eksekutif muda itu ke kantornya. Spontan eksekutif itu berkata.



Perusahaan seperti milik kami harus menciptakan suasana di mana orang-orang tidak takut mengalami kegagalan. Ini berarti kami menciptakan sebuah organisasi dimana kegagalan tidak hanya ditoleri tetapi ketakutan dikritik karena menyampaikan gagasan bodoh juga dihilangkan. Jika tidak, maka banyak orang yang merasa cemas dan tidak nyaman. Dan gagasan-gagasan brilian yang sangat potensial tak akan pemah terucapkan dan tak akan pemah terdengar. Kegagalan masih bisa ditolerir selama itu tidak menjadi kebiasaan.
            Michael Eisner, Walt Disney Corp.

Jadi? Ya, gagal bukan kiamat bisnis, tapi jangan kelewatan. Apalagi menjadi “kebiasaan”. Kerjakan yang mampu dilakukan, semakin terbatas sumber dana, Anda patut semakin bijaksana. fahami, kapan harus meminimalisasi kerugian.  

BILA JATUH, CEPATLAH BANGKIT

Di dunia kerja, yang disebut masalah sesungguhnya adalah kesempatan yang menunggu, dipungut.
Henry J. Kaiser


”Bagi saya pribadi, krisis Asia telah berakhir pada saat dimulainya persaingan untuk mendapatkan hotel Regent Bangkok pada bulan Maret  1999. Setelah melewati masa-masa sulit selama dua tahun sebelumnya, mendadak saya memutuskan mengikuti lomba balap Ferari di Perancis serta bersaing di ring dengan Goldman Sachs Co., salah satu bank investasi terbesar dunia.”
William E. Heinecke, konglomerat Thailand


Pembaca, saat banyak konglomerat bangkrut dan bank-bank mengalami kegagalan di Thailand, tujuh hotel milik Heinecke, restoran siap saji dan perusahaan lainnya terus berusaha keras keluar dari krisis serta berusaha mendulang keuntungan di tahun 1998. Meskipun banyak analis meramalkan tentang pertumbuhan ekonomi pada tahun 1999 dan menguji Baht Thailand, tidak banyak perusahaan yang bisa menandingi kemampuan kerja kelompok bisnis Heinceke.
Fantastis, hotel Heinecke mengalami kenaikan 24%, 246 restoran kelompok bisnisnya menarik lebih dari tak kurang dari lima juta pelanggan! Pada tahun 1997 kelompok perusahaan Heineke mengalami kerugian 1 milyar baht, tetapi setahun kemudian tiga perusahaannya yang telah go public, mendapatkan keuntungan bersih 500 juta baht, pada triwulan pertama tahun 1999, keuntungannya lebih banyak lagi.
Belum yakin, kegagalan, hanyalah sebuah tikungan tajam yang menuntut ”kendaraan” usaha, sedikit mengurangi kecepatan, lalu di depan, begitu melihat ”jalan mulus peluang”, Anda bisa menebusnya dengan kecepatan yang lebih tinggi. Bisnis Heinecke di Thailand, saat ini benar-benar telah pulih.
Regent Bangkok, salah satu hotel terbesar di Asia, tingkat huniannya tetap tinggi. Saat itu, Regent di bawah kontrol beberapa perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan dan manajerial seperti halnya perusahaan-perusahaan lainnya di Thailand sehingga mereka berusaha untuk menjual saham Regent. Regent dimiliki oleh Rajadamri Hotel Company yang kemudian 32% sahamnya dimiliki oleh sebuah perusahaan Jepang yang telah bangkrut yang diwakili oleh sebuah bank Jepang yang cukup besar.
Masih ada lagi faktor lain yang lebih penting. Rajadamri Hotel Company juga memiliki 26% saham hotel bintang lima milik Heinecke, di Thailand Utara, Regent Chiang Mai. Heineke enggan menjualnya pada orang asing karena ia tak ingin ada orang asing menguasai tanah keramat itu. Bagi Heinecke, ikut ambil bagian dalam kepemilikan saham Regent Bangkok yang dijual pada awal tahun 1999 merupakan tindakan yang tepat, setelah sebelumnya ia sudah memiliki saham Regent hampir 29%.
Apa kata Heineke tentang pelintasan bisnisnya yang penuh tikungan di masa krisis ini?

“Ini adalah persaingan dimana saya harus mengeluarkan segala strategi dan kemampuan yang telah saya pelajari : mempercayai intuisi, menggunakan jaringan kerja kontrak yang mapan, menggunakan sejumlah pakar dan merencanakan strategi-strategi dalam situasi yang selalu berubah cepat jika diperhatikan, persaingan ini merupakan mikrokosmos semua strategi. Saya berusaha menguji kemampuan saya dengan lawan-lawan yang benar-benar tangguh. Goldman Sachs, salah satu grup investasi terkuat di dunia ini, merupakan pemegang saham individu terbesar Regent Bangkok, tapi itu tidak berarti bahwa mereka bisa berbuat sesuka hatinya. Saya kira bagi seorang yang tidak lulus perguruan tinggi, hasil seperti ini sudah cukup memuaskan”.



BILA SEMUANYA GAGAL

Tekun, mengerahkan segenap daya, dan masih gagal juga. Apa yang harus kita lakukan?


Saat gagal menimpa, kendati lelah dan kecewa berat, jangan matikan energi kreatif Anda. Tetaplah berpikir kreatif. Sempurnakan produk yang ada, atau hasilkan produk baru atau usaha baru yang mungkin belum terpikirkan.
Jangan terpaku pada karier dan keterampilan yang dimiliki, yang terlalu lama bersandar pada lingkungan di mana kita dibesarkan atau selama ini bergulat. Kadang kala apabila seseorang gagal setelah berusaha dengan tabah dan mengerahkan sepenuh tenaga untuk sekian lama, mungkin tiba saatnya ia mengkaji kembali bidang yang digeluti dan menilai apakah ia mampu untuk mendapatkan apa yang dinginkannya di bidang tersebut.
Banyak cara untuk mencapai  tujuan hidup. Sebagian lebih cepat atau lebih lambat daripada yang lain. Sebagian kurang berisiko tetapi lebih lambat daripada yang lain.
Saran kami, janganlah terlalu kaku mengatakan bahwa Anda tidak bisa berubah. Kami sendiri, kerap berubah seiring dengan perkembangan in put dan stimulasi kondisi di sekitar kami. Tanpa itu, bagaimana mungkin kami menyusun sebuah buku, memberi pencerahan bagi banyak orang?
Kadang kala dalam kehidupan kita terpaksa menekuni bidang usaha yang berlainan dan kita mesti menyesuaikan segala  keterampilan dan bakat yang tidak kita peroleh dari bidang-bidang usaha di masa lalu. Lalu? Salurkan kekuatan itu di bidang usaha yang baru. Mungkin, kita dipaksa mempelajari keterampilan baru, sebagai konsekuensi menghadapi tantangan serba-baru itu.
Pernahkah Anda bertanya bagaimana orang Jepang bangkit kembali dari kehancuran PD II untuk menjadi pengusaha ekonomi yang unggul saat ini? Dulu, produk Jepang sempat dinilai murahan, tidak berkualitas, dan stigma jelek lainnya. Tapi sekarang, sulit bagi kita untuk hidup tanpa barang-barang buatan Jepang di dalam rumah kita. Ini tidak hanya berlaku di Negara kita saja, tetapi bahkan di seluruh dunia.
Orang-orang Jepang tidak menciptakan mobil. Tidak juga kamera, kulkas, televisi, AC, mesin cuci, penghisap debu, film atau system perangkat audio berkualitas tinggi. Mereka tidak menciptakan banyak benda. padahal yang mereka lakukan ”hanyalah” meniru.
Hakikat :peniruan ala Jepang”, sarat pesan penting bagi calon entrepeneur. Di sana ada proses penyempumaan  tanpa kenal lelah, sampai akhirnya ”tiruannya” lebih baik dari aslinya! Mereka menggunakan ”kreativitas” untuk menyempumakan barang yang sudah ada. Tak ada yang membantah, Jepang meraih suksesnya. Kultur entrepreneurship tumbuh subur di sana, menyebar menguasai dunia.
Jika Anda menyadari bahwa Anda tidak berhasil mencapai tujuan Anda pada suatu pekerjaan di mana Anda telah dilatih untuk melakukannya, latihlah atau lengkapi diri Anda dengan pekerjaan yang memberi peluang meraih yang lebih baik di masa depan. Janganlah gantungkan diri Anda pada satu keterampilan saja. Sebagai manusia, Tuhan memberi kita kemampuan untuk mempelajari keterampilan baru dan menerjuni bidang usaha lain. Jangan ”hidup-mati” Anda gantungkan pada satu bidang saja. Orang lain bisa sukses. Anda tentu juga bisa. hanya saja, ada yang lekas tercapai, ada yang masih berliku.

”Jangan malu karena gagal, …seperti Christopher Colombus.”

”Ketahuilah apa yang akan Anda lakukan, lakukanlah dan jangan menunda kembali. Jika Anda membuat kesalahan, buatlah kesalahan yang hebat. Seperti orang yang sampai di persimpangan jalan dan bertanya,”Arah manakah yang perlu saya tuju, arah sana atau sini?” Pergi saja! Pilih satu arah dan pergilah. Unsur masa itu pasti ada. Segala sesuatu mempunyai waktu dan tempat yang wajar.”
Gum Rutt



SUMBER : pengusahamuda.wordpress.com

Kisah sukses Matt Mullenweg, pendiri WordPress

,

Satu lagi kisah sukses dari pendiri CMS WordPress yang patut kita teladani. WordPress atau dikenal dengan singkatan WP seperti yang kita ketahui bersama adalah sebuah mesin blog berbasis CMS yang memungkinkan kita semua untuk dapat membuat sebuah blog tanpa harus mengetahui bahasa pemograman web atau singkatnya sebuah aplikasi/program yang hanya sekedar klik, drag n drop simsalabim langsung jadi…emang saya pesulap ya????….
setelah sempat blogwalking, saya menemukan sebuah artikel dari postingan seorang blogger yang menceritakan kisah sukses pendiri wordpress.
Kisah Sukses Pendiri WordPress !
Meskipun Saya juga termasuk pengguna wordpress, tapi selama ini saya tidak begitu peduli siapa pendiri WordPress. Padahal mengenal pendiri/founder dari suatu bisnis, organisasi, atau situs yang terkenal [misalnya: WordPress] merupakan hal penting. Terlebih lagi kita adalah pengguna produk tersebut. Dari kisah hidup, pemikiran inovatif serta petualangan fantastis mereka sebenarnya dapat menjadi sumber inspirasi hidup kita.
Pola sikap saya yang apatis terhadap hal-hal (ataupun individu) yang sebenarnya sangat menakjubkan mungkin juga menimpa pada diri rekan-rekan di negeri ini. Sikap apatis tersebut merupakan sikap mental yang negatif. Sikap ini akan membuat diri kita sepanjang hidup hanya menjadi seorang user [pengguna], bukan seorang yang berperan sebagai kreator atau producer. Selama sikap mental bangsa ini seperti itu, maka selama itu pula bangsa ini tidak akan maju ke depan. Tidak akan ada inovasi, kreasi serta pembangunan yang progresif menatap ke depan.
Namun, pada malam Jum’at, 16 Januari 2009, saya kembali mendapat secercah harapan, tatkala “Apa Kabar Indonesia Malam” di TV-One menghadirkan pendiri sekaligus pengembang aplikasi gratis Wordpres. Dia seorang pemuda yang sukses bukan karena terbentuk ataupun dibentuk sejak kecil. Ia mampu sukses meski di usia yang sangat muda. Meskipun latar pendidikannya berbeda dengan hasil karya yang dihasilkan saat ini.
Berikut biografi Matt Mullenweg, sang pendiri Blog WordPress yang sedang saya dan Anda gunakan saat ini.Riwayat Hidup Matt Mullenweg
Matthew Charles Mullenweg atau dikenal dengan Matt Mullenweg lahir pada 11 Januari 1984 (baru berulang tahun ke-25), di Houston,Texas – Amerika Serikat. Di masa SMA, Matt belajar Seni Visual dan Pertunjukan di sekolahnya serta ia mahir di musik saxophone. Meskipun studinya bukan dibidang teknologi komputer dan programming, namun Mat berhasil mendirikan serta mengembangkan software yang kini sangat terkenal yakni WordPress.com, Akismet, dan bisnis Automattic-nya.
Awal Matt dan WordPress
Sejarah WordPress bermula saat Matt berusia 18 tahun (tahun 2002). Ketika itu, Matt baru mulai menggunakan fasilitas blog yakni blog b2cafelog. Ia menggunakan blog b2 (bbpress.org) untuk mempublikasi foto-fotonya selama perjalanan ke Washington D.C.

Pensiunan Dokter Bedah Sukses Bertani Durian Lima Anaknya Jadi Orang dari Hasil Durian

,
Bangga dan bahagia. Mungkin ITU yang dirasakan Suparno, 75, beserta istri, Siti Salami, 62. Pensiunan dokter bedah RSUD Pandan Arang Boyolali ini sudah mendapatkan apa yang dicita-citakan.
DI usia lanjut, Suparno tampak masih segar bugar. Untuk mengisi masa tuanya, hampir setiap hari dihabiskan di kebun seluas 2 haktare. Di kebun miliknya itu, dia mengolah tanah yang bisa dibilang subur.

Hal itu terlihat berbagai jenis tanaman bisa tumbuh subur di kebun Suparno. Saat >RADAR SOLO<>Nah<, di saat musim hujan sekarang ini, wajah Suparno tampak sumringah. Sebab, sembilan pohon duriannya berbuah semua. Usia pohon duriannya bervariasi. Ada yang sudah berumur 40 tahun dan ada juga yang baru 6 tahun dan 7 tahun. Meski masih ada pohon yang tergolong muda usia , kali ini pohon durian yang ada berbuah semua. "Lihat saja itu, Mas, pohon yang berusia baru 6 tahun sudah berbuah banyak," kata warga Singosari RT 05 RW 02, Mojosongo, Boyolali, ini sambil menunjuk pohon durian dimaksud.

Memang tahun ini menjadi berkah bagi Suparno. Pasalnya, setiap pohon durian berusia muda berbuah sedikitnya 100 biji. Yang usia pohon sudah puluhan tahun, per pohon mampu menghasilkan 500 biji durian. Setiap kali panen, Suparno mampu meraup uang sedikitnya Rp 15 juta. Dia tidak sulit menjual duriannya. Kata dia, setiap kali panen pedagang besar durian dari kota pasti datang membelinya. Sehingga, setiap panen dirinya hanya melihat hasil bersih penjualannya. Hasil penjualan buah duriannya, hanya dinikmati berdua saja dengan sang istri. Sebab, setelah anak-anaknya - yang berjumlah 5 orang - sudah >mentas< (berumah tangga), semua bermukim di luar daerah. "Dulu, hasil panen durian memang untuk membiayai sekolah dan kuliah anak-anak kami hingga jadi orang. Sekarang tidak, Mas. Semua anak kami sudah berumah tangga dan punya pekerjaan tetap. Jadi hasil bertani durian ini kami nikmati sendiri bersama istri tercinta, hehehe," tutur Suparno dengan wajah sumringah.

Anaknya ada yang dosen, dokter dan pegawai BUMN sendiri. Hal inilah yang membuat dia dan istri merasa bahagia dan tinggal menikmati masa tuanya sembari mengawasi anak dan cucunya dari kejahuan."Ya, saya dan istri merasa bangga dengan apa yang sudah kami capai selama ini,"tutur pensiunan PNS itu
Suparno dan istri merasa bahagia dan bangga bukan saja karena anak-anaknya sudah mapan hidupnya.Namun, ada hal lain yang membuat ia dan istri meras lebih dari itu.Apa itu. Pak? "Meski sudah usia senja, saya masih dipercaya pemerintah menjadi tenaga kontrak di RSUD Pandan Arang sekitar 6 tahun," papar suami Siti Salami itu. (nar)

Sumber : www.radarsolo.net
 

Inspirasi Pengusaha Muda Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Junnaedy Muis