Senin, 18 Juni 2012

Ekonomi Amerika Serikat Dibawah Barrack Obama Terus Meningkat

,
Berita seputar perekonomian Amerika Serikat masih bernada kekhawatiran. Walau sempat pulih dari resesi terdalam tahun 2009, pertumbuhan produk domestik bruto AS kembali merosot.
Kemerosotan ekonomi itu membuat Bank Sentral (Fed) merencanakan peluncuran kebijakan baru untuk mencegah kemerosotan. ”Kami akan terus memonitor arah ekonomi dan perkembangan sektor keuangan. Kami siap dengan langkah baru untuk mendukung pemulihan,” demikian pernyataan Bank Sentral AS, Selasa (21/9) di Washington.
Tidak dijelaskan apa yang dimaksudkan dengan langkah baru itu. Namun, pada 2009 Bank Sentral membeli sejumlah surat berharga senilai 1 triliun dollar AS dengan tujuan untuk menggairahkan jasa keuangan, urat nadi ekonomi.
Akan tetapi, pernyataan Fed menimbulkan kekhawatiran pada pasar. Pemasokan dollar AS ke pasar akan menurunkan suku bunga, yang selanjutnya menurunkan kurs dollar AS terhadap euro dan yen.
Daisuke Karakama, ekonom dari Mizuho Corporate Bank, Tokyo, mengatakan, pasar melepas dollar AS karena khawatir dollar akan merosot.
Kekhawatiran itu seiring dengan pengunduran diri Lawrence Summers, penasihat ekonomi Gedung Putih. Sebelumnya, Direktur Anggaran Peter Orszag dan Christina Romer, Ketua Dewan Para Penasihat Ekonomi, juga sudah mundur. Pengunduran diri para penasihat ekonomi itu tidak disertai dengan penjelasan. Disinyalir, Presiden AS Barack Obama akan menggantikan mereka yang mundur itu dengan tokoh korporasi untuk menghindari citra bahwa Gedung Putih itu adalah antikorporasi.
Juga disinyalir bahwa Obama ingin melakukan arah baru untuk menggerakkan perekonomian.
Pasar beraksi lain
Namun, dalam dua tahun terakhir, hampir tidak ada langkah dari Gedung Putih yang bisa meyakinkan warga dan pasar soal pemulihan ekonomi. Walau resesi perekonomian dinyatakan sudah berakhir, tingkat pengangguran di AS terus tinggi, mendekati 10 persen. Defisit perdagangan tidak kunjung surut.
Daya saing produk-produk AS tidak kunjung pulih sehingga Gedung Putih mendesak China mengapresiasi yuan, yang dianggap sebagai penyebab defisit perdagangan AS.
”Ekonomi AS terjebak … salah satu persoalan terbesar adalah penumpukan utang,” kata Francis Lun, Manajer Umum Fulbright Securities Ltd di Hongkong.
”Di tengah kekhawatiran itu, pasar menyerbu komoditas emas, yang diperkirakan bisa menembus angka 1.300 dollar AS per troy ounce (setara 31,10 gram),” ungkap Manoj Ladwa, pialang dari ETX Capital. Emas secara tradisional adalah salah satu aset penyelamat (safe heaven) dari kejatuhan kurs dollar AS, di samping komoditas lainnya.

0 comments to “Ekonomi Amerika Serikat Dibawah Barrack Obama Terus Meningkat”

Posting Komentar

 

Inspirasi Pengusaha Muda Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Junnaedy Muis