Metrotvnews.com, Jakarta: Indonesia dapat menjaga
pertumbuhan ekonomi dari hantaman krisis ekonomi di Eropa. Hal itu bisa
ditempuh dengan tiga faktor dominan yaitu menjaga konsumsi masyarakat,
mendorong sektor investasi, dan mempercepat realisasi belanja
pemerintah.
"Kalau ini bisa dijaga semua, implikasi dari pelemahan pertumbuhan bisa kita tahan," ujar Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati di Jakarta, Kamis (25/4) malam.
Anny mengatakan adanya proyeksi yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik akan melemah harus dicermati. Sebab hal tersebut, memperlihatkan krisis masih jauh dari berakhir.
Untuk itu, ia mengharapkan konsumsi, investasi, dan belanja harus dijaga pada tingkat yang baik. Sehingga angka pertumbuhan ketiga sektor itu tidak menunjukkan respon yang negatif dan menahan kemungkinan terjadinya perlambatan ekonomi domestik.
"Inflasi harus dijaga, kaitannya dengan harga beras yang stabil. Investasi kita pastikan benar-benar masuk dan berada pada sektor riil bukan hanya di portofolio. Selain itu, belanja modal pemerintah harus pada level yang baik di kuartal II ini," ujarnya.
Anny menjelaskan, ketiga faktor ini harus berjalan secara bersamaan, karena merupakan pondasi utama perekonomian Indonesia yang stabil dalam beberapa tahun terakhir.
"Tiga-tiganya harus berjalan bersama tidak bisa salah satu karena tidak akan cukup kuat pondasinya," ujarnya.
Selain itu, ketiga faktor tadi harus ditingkatkan karena ekspor dalam beberapa tahun akan mengalami pelemahan. Sebab perekonomian negara-negara tujuan kiriman barang masih belum pulih dari krisis.
"Zona Eropa punya implikasi pada kita terutamanya pada sisi ekspor. Karena itu komposisi lain dari pada sumber-sumber pertumbuhan yaitu investasi, belanja pemerintah, dan komsumsi masyarakat harus dipastikan bekerja pada level penuh," kata Anny.
Sementara terkait realisasi belanja modal, Anny mengharapkan pada akhir triwulan II 2012, jumlah penyerapannya mencapai 20 persen atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
"Tahun lalu karena kisarannya 6 persen-7 persen, sekarang sudah hampir 14 persen, kenaikannya dua kali lipat tahun lalu. Mudah-mudahan 20 persen dicapai pada kuartal dua yang tinggal sebulan," katanya.
Menurut dia, percepatan realisasi belanja modal sangat penting untuk mendorong pembangunan infrastruktur, yang juga memberikan sumbangan terbesar pada angka pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
"Pada kuartal dua ini (dipercepat) untuk mendorong perekonomian dari sisi belanja modal yang terkait infrastruktur agar pertumbuhan ekonomi kuartal dua bisa lebih tinggi dari kuartal satu, karena pada akhir tahun harus rata (pertumbuhan) 6,5 persen," kata Anny.(Ant/TII)